2 Aliran pendidikan moderen di Indonesia. a. Progresivisme. Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Didalam Undang- undang No. 2 tahun 1989 pasal 3 dijelaskan fungsi pendidikan nasional di Indonesia adalah “Mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesiadalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”. Tujuan ini merupakan tujuan perantara untuk mencapai tujuan yang pokok, contohnya Kebutuhanpokok itu di antaranya sandang, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Masyarakat yang tergolong miskin, lumrahnya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar. Misalnya, terkait kebutuhan sandang, tak jarang masyarakat miskin membangun sendiri rumah mereka secara seadanya. Bahkan, banyak di antaranya yang membangun rumah di atas tanah orang Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Pengertian Aliran PendidikanAliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan dalam dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru dan begitu Aliran Pendidikan1. Aliran KlasikA. Aliran Empirisme Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman empiris nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung Joseph, 2006.Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan Locke dalam Joseph 2006 tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk perkembangan jiwa anak didik adalahlingkungan melalui pintu gerbang inderanya yang berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses Aliran Nativisme. Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanya baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak adalah lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang Aliran Konvergensi. aktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembawaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan Stern mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan Aliran Naturalisme Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika pendidikan diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kea rah tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadapperkembangan anak. Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan lingkungan yang tidak dibuat-buat alami makan pendidikan yang dimaksud terakhir ini betrpengaruh positif terhadap perkembangan Aliran ModernA. Progresivisme Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak child-centered, sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru teacher-centered atau bahan pelajaran subject-centered.- Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik experience curriculum.- Metode pendidikan Progresivisme antara lain1. Metode belajar Metode memonitor kegiatan Metode penelitian Pendidikan berpusat pada anak. Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang Esensialisme Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti esensial dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau Metode pendidikan1. Pendidikan berpusat pada guru teacher centered.2. Peserta didik dipaksa untuk Latihan Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan kurikulum pada sekolah menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan Rekonstruksionalisme Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di Tujuan pendidikanSekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia. Yng termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-program perbaikan yang ditentukan secara Perennialisme Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian Tujuan pendidikanDiharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada perkembangan zaman Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan Idealisme Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli cita dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan approach secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara Tujuan PendidikanAgar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling KurikulumKurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa Aliran Pokok Pendidikan Aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Perguruan Kebangsaan Taman SiswaPerguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta.• Asas dan Tujuan Taman SiswaTaman Siswa memiliki tujuh asas perjuangan yang dikenal dengan “Asas 1922”, antara laina. Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya persatuan dalam perikehidupan Pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahri dan batin dapat memerdekakan Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan Pengajaran harus tersebar luas sampai menjangkau seluruh Mengejar kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang Mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin dengan mengorbankan segala kepentingan pribadi demi kebahagiaan perkembangannya, Taman Siswa melengkapi “Asas 1922” dengan “Dasar-Dasar 1947” yang disebut pula “Panca Dharma”. Asas-asas tersebut antara lain asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa antara laina. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswaa. Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga tingkat Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada hubungannya dengan bidang kegiatan Taman Menumbuhkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa, sehingga dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang yang Dicapai1. Taman Siswa Taman siswa telah mencapai berbagai hal seperti gagasan/pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, seperti Ki Hajar Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1962 di Kayu dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu logis dan atau pembawaan seiring perkembangan zaman, asas tersebut berkembang menjadi dasar-dasar pendidikan. Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam adalah rakyat ke arah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan para pemuda agar berguna untuk kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung mandiri dalam Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Usaha-usaha yang dilakukan Mohammad Sjafei dan kawan-kawan antara lain memantapkan dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan Ruang Pendidik INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam INS Kayu Tanam telah mengupayakan gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa ruang pendidikan,dan sejumlah alumni. Salah satu Alumni pun telah berhasil menerbitkan salah satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesiaa. Alam Sekitar Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart diBelanda dengan Het Voll Pusat Perhatian Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu Metode Global dan Centre d’ Kerja Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di Proyek Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antaralain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting,utamanya masyarakat maju. Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas Aliran pokok pendidikan di Indonesia itu yang dimaksudkan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Perlu dikemukakan bahwa prakarsa dan upaya di bidang pendidikan tidak terbatas hanya oleh Taman Siswa dan INS itu saja. Salah satu yang kini mempunyai sekolah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, sebagai contoh adalah Muhammadiyah dan Ma’arif. Sedangkan yang bercorak kebangsaan adalah perguruan kebangsaan Taman Siswa, ruan pendidik INS Kayu Tanam, Kesatrian Institut, Perguruan Rakyat, dan sebagainya. Setelah kemerdekaan, telah di upayakan mengembangkan suatu sistem pendidikan nasional sesuai ketetapan ayat 2 pasal 31 dari UUD 1945. Oleh karena itu, kajian terhadap aliran-aliran pokok pendidikan tersebut Taman Siswa,INS Kayu Tanam, Muhammadiyah, dan Ma’arif seyogyanya dalam latar sisdiknas tersebut. PERGURUAN KEBANGSAAN TAMAN SISWA Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, Lahir 2 Mei 1889 dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 3 Juli 1932 di Yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan, selanjutnya mulai didirikan taman Indira Taman kanak-kanak dan Kursus Guru, selanjutnya Taman muda SD , disusul Taman Dewasa merangkap Taman Guru Mulo-Kweekschool . Sekarang ini telah dikembangkan sehingga meliputi pula taman Madya, Prasarjana, dan Sarjana sarjana Wiyata. Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan. a. Asas dan Tujuan Taman Siswa Perguruan Kebangsaan taman Siswa mempunyai tujuh asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah colonial Belanda serta sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ketujuh asas tersebut dikenal dengan “asas 1922” , sebagai berikut 1 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri Zelf Besschikkingsrecht dengan mengingat terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum. 2 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri. 3 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. 4 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat. 5 Hidup dengan kekuatan sendiri 6 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan Zelfbegrotings-system . 7 Berhamba pada anak didik Dalam perkembangan selanjutnya Taman siswa melengkapi “ Asas 1922” tersebut dengan “ Dasar-dasar 1947 “ yang disebut pula “ Panca Dharma “ yaitu 1. Asas Kemerdekaan 2. Asas Kodrat Alam 3. Asas Kebudayaan 4. Asas Kebangsaan 5. Asas Kemanusiaan Tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa adalah Ø Sebagai Badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai. Ø Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. b. Upaya-upaya pendidikan yang dilakukan Taman siswa Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya Taman Siswa berusaha dengan jalan sebagai berkut Ø Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi. Ø Mengikuti dan mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa. Ø Menumbuhkan lingkungan hidup keluraga Taman Siswa, sehingga dapat tampak wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan. Ø Meluaskan kehidupan ke Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan. Ø Menjalankan kerja pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup Taman Siswa Ø Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk badan social, Usaha-usaha pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia, usaha pendidikan kader pembangunan. Ø Mengusahakan terbentuknya pusat – pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat. c. Hasil-hasil yang dicapai Berbagai hal seperti pemikiran tentang pendidikan nasional, lembaga – lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni perguruan. Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai suatu yayasan pendidikan. INS KAYU TANAM Ruang pendidik INS Indonesia Nederlandsche School didirikan oleh Mohammad Sjafei lahir di Matan, Kalbar tahun 1895 pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam Sumatera barat . a. Asas dan tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mempunyai asas-asas sebagai berikut 1 Berpikir logis dan rasional 2 Keaktifan atau kegiatan 3 Pendidikan masyarakat 4 Memperhatikan pembawaan anak 5 Menentang intelektualisme Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia, menjadi sebagai berikut Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Kerakyatan, Kebangsaan, Kebangsaan, Gabungan antara pendidikan ilmu umum dan kejuruan, Percaya pada diri sendiri juga pada Tuhan, Berakhlak bersusila setinggi mungkin, Bertanggung jawab akan keselamatan nusa dan bangsa, Berjiwa aktif positif, Mempunyai daya cipta, Cerdas, logis dan rasional, Berperasaan tajam, halus dan estetis,Gigih atau ulet yang sehat,Correct atau tepat,Emosional atau terharu,Jasmani sehat dan kuat,Cakap berbahasa,Sanggup hidup sederhana, Sanggup mengerjakan sesuatu pekerjaan, Sebanyak mungkin memakai kebuyaan nasional, Waktu mengajar para guru menjadi objek dan murid sebagai subjek, Para guru mencontohkan pelajaran-pelajarannya, Diusahakan agar pelajar mempunyai darah ksatria, Mempunyai jiwa konsentrasi, Pemeliharaanperawatan sesuatu usaha, Menepati janji, Sebelum pekerjaan dimulai dibiasakan menimbangnya dulu sebaik- baiknya, Kewajiban harus dipenuhi, Hemat. Tujuan Ruang Pendidik INS kayu Tanam adalah 1. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan 2. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat 3. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat 4. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab 5. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan a. Usaha – usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam – Memantapkan dan menyebarluaskan gagasan – gagasannya tentang pendidikan nasional – Menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan dan program khusus untuk menjadi guru – Penerbitan Majalah anak –anak Sendi, buku bacaan dalam rangka pemberantasan buta huruf dan angka, mencetak buku – buku pelajaran. b. Hasil yang dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam Mengupayakan gagasan – gagasan tentang pendidikan nasional terutama pendidikan keterampilan / kerajinan, beberapa ruang pendidikan jenjang persekolahan , dan sejumlah alumni. MUHAMMADIYAH Muhammadiyah didirikan oleh seorang yang bernama KH. Ahmad Dahlan Pada tanggal 8 Zulhijjah 1330 H/ 18 Nopember 1912 M di Yogyakarta ia mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi yang menghembuskan jiwa pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia bergerak di berbagai bidang kehidupan umat. Nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad yaitu nama Rasulullah Saw, dan diberi tambahan ya nisbah dan ta marbuthah yang berarti pengikut Nabi Muhammad Saw. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah hasil Muktamar ke-41 di Surakarta. Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada ajaran Al-Quran dan Sunnah. a Tujuan didirikanya muhammadiyah. Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan perkembangan masa. Pada awal berdiri nya, rumusan itu berbunyi a menyebarkan pengajaran Kanjeng Nabi Muhammad saw kepada penduduk bumiputera di dalam Karesidenan Yogyakarta; dan b memajukan agama Islam kepada Muhammadiyah meluas keluar daerah Yogyakarta, dan setelah berdirinya beberapa cabang di wilayah Indonesia, rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah disempurnakan menjadi a memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda; dan b memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada keluarnya Undang-undang No. 8 tahun 1985 yang mewajibkan organisasi kemasyarakatan mencantumkan satu azas Pancasila, maka terjadilah perubahan azas Muhammadiyah dari Islam menjadi Pancasila. Akibatnya rumusan Maksud dan Tujuan Muhammadiyah juga berubah. Perubahan itu dihasilkan melalui Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta, menjadi “Mengakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wa Ta’ala. LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama PP LP Ma’arif NU merupakan salah satu aparat departementasi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama NU. Didirikannya lembaga ini di NU bertujuan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan NU. Bagi NU, pendidikan menjadi pilar utama yang harus ditegakkan demi mewujudkan masyarakat yang mandiri. Gagasan dan gerakan pendidikan ini telah dimulai sejak perintisan pendirian NU di Indonesia. Dimulai dari gerakan ekonomi kerakyatan melalui Nadlatut Tujjar 1918, disusul dengan Tashwirul Afkar 1922 sebagai gerakan keilmuan dan kebudayaan, hingga Nahdlatul Wathan 1924 yang merupakan gerakan politik di bidang pendidikan, maka ditemukanlah tiga pilar penting bagi Nadhlatul Ulama yang berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H, yaitu 1 wawasan ekonomi kerakyatan 2 wawasan keilmuan, sosial, budaya; dan 3 wawasan kebangsaan. Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, NU secara aktif melibatkan diri dalam gerakan-gerakan sosial-keagamaan untuk memberdayakan umat. Di sini dirasakan pentingnya membuat lini organisasi yang efektif dan mampu merepresentasikan cita-cita NU; dan lahirlah lembaga-lembaga dan lajnah—seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Pendidikan Ma’arif, Lembaga Sosial Mabarrot, Lembaga Pengembangan Pertanian, dan lain sebagainya—yang berfungsi menjalankan program-program NU di semua lini dan sendi kehidupan masyarakat. Gerakan pemberdayaan umat di bidang pendidikan yang sejak semula menjadi perhatian para ulama pendiri the founding fathers NU kemudian dijalankan melalui lembaga yang bernama Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU. Lembaga ini bersama-sama dengan jam’iyah NU secara keseluruhan melakukan strategi-strategi yang dianggap mampu meng- cover program-program pendidikan yang dicita-citakan NU. Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama LP Ma’arif NU merupakan aparat departentasi Nahdlatul Ulama NU yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan-kebijakan pendidikan Nahdlatul Ulama, yang ada di tingkat Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, dan Pengurus Majelis Wakil Cabang. Kedudukan dan fungsi LP Ma’arif NU diatur dalam BAB VI tentang Struktur dan Perangkat Organisasi pasal 1 dan 2; serta ART BAB V tentang Perangkat Organisasi. LP Ma’arif NU dalam perjalannya secara aktif melibatkan diri dalam proses-proses pengembangan pendidikan di Indonesia. Secara institusional, LP Ma’arif NU juga mendirikan satuan-satuan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menangah hingga perguruan tinggi; sekolah yang bernaung di bawah Departemen Nasional RI dulu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI maupun madrasah; maupun Departemen Agama RI yang menjalankan Hingga saat ini tercatat tidak kurang dari 6000 lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh pelosok tanah air bernaung di bawahnya, mulai dari TK, SD, SLTP, SMU/SMK, MI, MTs, MA, dan beberapa perguruan tinggi. II. VISI DAN MISI Visi Dengan mengambangkan sistem pendidikan dan terus berupaya mewujudkan pendidikan yang mandiri dan membudayakan civilitize , LP Ma’arif NU akan menjadi pusat pengembangan pendidikan bagi masyarakat, baik melalui sekolah, madrasah, perguruan tinggi, maupun pendidikan masyarakat. Merepresentasikan perjuangan pendidikan NU yang meliputi seluruh aspeknya, kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Menciptakan komunitas intitusional yang mampu menjadi agent of educational reformation dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembangunan masyarakat beradab. Misi Menciptakan tradisi pendidikan melalui pemberdayaan manajemen pendidikan yang demokratis, efektif dan efisien, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, terutama pada masyarakat akar rumput grass root , sehingga terjalin sinegri antar kelompok masyarakat dalam memajukan tingkat pendidikan. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kualitas tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi melalui penyetaraan dan pelatihan serta penempatan yang proporsional, dengan dukungan moral dan material. Mengembangkan system informasi lembaga pendidikan sebagai wahana penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi serta penyebarluasan gagasan, pengalaman dan hasil-hasil kajian maupun penelitian di bidang ilmu, sains dan teknologi lewat berbagai media. Memperkuat jaringan kerja sama dengan instansi pemerintah, lembaga/institusi masyarakat dan swasta untuk pemberdayaan lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan maupuh subyek-subyek yang terlibat, langsung maupun tidak langsung, dalam proses-proses pendidikan. Kesimpulan Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini , dan masa yang akan datang terus berkembang. Aliran tersebut mempengaruhi pendidikan da seluruh dunia, termasuk pendidikan di Indinesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Taman Siswa, INS Kayu Tanam dan 2 aliran pendidikan yang mengangkat agama islam di dalamnya yakni Muhammadiyah dan Ma’arif. Setiap tenaga kependidikan diharapkan memiliki bekal yang memadai dalam meninjau masalah yang dihadapi, serta pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari. Dari aliran-aliran pendidikan di atas kita tidak bisa mengatakan bahwa salah satu adalah yang paling baik, sebab penggunaanya disesuaikan denan tingkat kebutuhan, dan kondisinya pada saat itu, karena setiap aliran memiliki dasar-dasar pemikiran sendiri. A. Aliran Klasik Aliran klasik adalah pemikiran-pemikiran yang ada sejak dulu, dimulai dari zaman Yunani Kuno. Pemikiran tersebut kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai negara Eropa dan Amerika. Sehingga sampai saat ini, kedua wilayah tersebut sering dijadikan acuan sebagai tolak ukur ada empat aliran klasik yang menjadi benang merah antara pemikiran-pemikiran zaman dulu dengan masa sekarang. Keempat aliran tersebut yaitu 1 Empirisme, 2 Nativisme, 3 Konvergensi, dan 4 Naturalisme. 1. Aliran Empirisme Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya dikenal dengan Tabulae rasae meja lilin, yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dari orangtua faktor keturunan tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan sosial, alam, dan budaya. Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. 2. Aliran Nativisme Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. la adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak la¬hir. Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. 3. Aliran Naturalisme Tokoh aliran ini adalah Rousseau. la adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Natu¬ralisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Natural¬isme sering disebut Negativisme. 4. Aliran Konvergensi Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting. 5. Aliran Progresivisme Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya. B. Aliran ModernManusia senantiasa berusaha mendapatkan hasil yang maksimal dalam hidupnya. Begitu juga dalam bidang pendidikan. Para praktisi dan akademisi di dunia pendidikan selalu berusaha membuat gerakan-gerakan baru guna meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah muncul aliran-aliran modern yang dalam pemikirannya bertujuan untuk membentuk mutu pendidikan yang lebih baik. Di Indonesia sendiri, menurut Mudyaharjo 2001, setidaknya ada lima macam aliran modern dalam pendidikan. Kelima aliran tersebut adalah Progresivisme, Esensialisme, Rekonstruksionalisme, Perennialisme, dan Aliran ProgresivismeProgresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak child-centered, sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru teacher-centered atau bahan pelajaran subject-centered.Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. 2. Aliran EsensialismeEsensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang waktu dan dengan demikian adalah berharga untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang tepat, membentuk unsur-unsur yang inti esensial dari sebuah pendidikan Pendidikan bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan. 3. Aliran RekonstruksionalismeRekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat. 4. Aliran PernnialismePerennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan masalah yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya. 5. Aliran IdealismeAliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli cita dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.

aliran pokok pendidikan di indonesia